Stratigrafi
Secara regional di daerah penyelidikan
termasuk dalam Peta Geologi Bersistem Lembar
Ketapang – 1411, di mana formasi batuan
penyusun dari muda ke tua adalah sebagai berikut ( E.Rustandi (GRDC) & F.
De Keyser (AGSO), 1993):
1. Endapan Aluvium
(Qa)
Merupakan endapan
permukaan Kuarter yang terdiri dari kerikil, pasir, lanau, kadangkadang
gambut. Bersifat lepas. Umumnya mengisi daerah pantai dan daerah aliran sungai
besar.
2.
Rombakan Lereng, Talus (Qs),
Berupa rombakan kerakal dan bongkah batuan yang kasar, berumur Kuarter,
menjemari dengan alluvium dan endapan rawa.
3. Basal Bunga (Kubu)
Terdiri dari batuan basal berwarna hitam sampai kelabu tua dan pejal,
selain itu terdapat dasit, andesit kelabu kehijauan, lava, tufa litik-kristal
dan breksi gunungapi dimana pada alasnya terdapat batupasir sedang sampai halus,
diperkirakan berumur Kapur Akhir – Paleosen. Batuan ini tidak selaras diatas
Komplek Ketapang, Batuan Gunungapi Kerabai dan Granit Sukadana serta menindih
Granit Sangiyang.
4. Formasi Granit Sangiyang (Kusa)
Merupakan batuan beku
pluton berkomposisi granitik alkali-feldspar leukokratik. Batuan ini mengerobos
formasi Granit Sukadana (Kus), Batuan Gunung Api Kerabai (Kuk) dan mungkin juga
menerobos Basal Bunga (Kubu).
5. Formasi Granit
Sukadana (Kus)
Merupakan batuan pluton; banyak
mempunyai banyak jenis/tingkatan: Monzonit Kuarsa, Monzogranit, Syenogranit dan
Granit Alkali-Feldspar, sedikit Syenit kuarsa, Monzodiorit Kuarsa dan Diorit
kuarsa dan syenogranit, langka diorit dan gabro, beberapa mengandung olivin
retas dan urat aplit tingkat akhir bersifat lokal; Macam-macam tingkatan kuarsa
feldspar alkali (umumnya pertit atau mikropertit) plagioklas (biasanya
berlajur) biotit, hornblenda, klinopiroksen, ortopiroksen, dan hasil ubahannya
yang umum berupa granit alkali-felspar mengandung ribekit dan atau arsvendosit;
K-felspar setempat-setempat terkaolinisasikan, terutama syenit kuarsa, dan
granit alkali felspar.
Metasomatis potas tingkat lanjut
diperlihatkan oleh munculnya K-felsfar dari dua generasi dalam beberapa batuan
(satu yang terkaolinisasi lebih tua, dan yang muda yang lebih segar yang
setempat-setempat mengandung mineral mafik dan mineral-mineral lainnya);
Mineral mafik umumnya dalam gumpalan, dan jelas adanya macam-macam kandungan
mineral dalam satu singkapan memberikan dugaan bahwa satuan ini berasal dari
pencampuran susunan magma.
Formasi ini menerobos dan secara termal
mengubah Malihan Pinoh dan Komplek Ketapang; dianggap menerobos Granit Belaban;
menerobos dan menindih batuan Gunungapi Kerabai, dengan mana kelihatannya
berkerabat; diterobos oleh granit Sangiyang dan oleh retas–retas dan sill–sill
mafik sampai felsik, ditindih oleh Basal Bunga. Formasi ini terbentuk pada
Kapur Akhir. Batuan terobosan metalumina yang mengandung cukup soda dengan
sedikit kandungan paralumina dan jarang perakalin. Batuan Terobosan setelah
penunjaman. Jenis 1 kemungkian terjadi akibat leburan sumber batuan beku basa
yang terpecah di bagian bawah kerak. Penyebarannya meliputi perbukitan dan
rangkaian perbukitan di seluruh wilayah lembar peta termaksuk kepulauan-kepulauan
di sekitarnya.
6.
Formasi Gunungapi Kerabai (Kuk)
Tersusun dari batuan piroklastik (abu,
lapili, kristal, tufa kristal dan litik, breksi gunung api dan aglomerat)
umumnya berkomposisi Basaltik dan Andesitik; mengandung mineral dolerit,
trakhiandesit, krotofir kuarsa; Beberapa berkomposisi dasitik, riodasitik dan
riolitik umumnya terdapat setempat-setempat; Terdapat terobosan dan lava
porfiritik, umumnya pecah-pecah, terubah secara hidrotermal dan terpotong oleh
urat-urat klorit - epidot. Susunan piroklastik
tufa berwarna fresh hijau sampai kelabu, di mana umumnya dalam keadaan lapuk
memberikan bermacam-macam warna yaitu coklat, merah dan kuning, terdapat
mineral-mineral pofiroklas dari felspar yang tersausuritisasi, hornblenda,
augit, sedikit kuarsa, hipersten dan biotit, sedikit olivin, fragmen batuan
daripada batuan gunung api berbutir halus.
Formasi ini diendapkan secara tidak selaras di atas dan
setempat-setempat berjemari dengan Komplek Ketapang; tidak selaras dengan
Formasi Granit Laur, diterobos dan menindih Formasi Granit Sukadana yang
terlihat berkerabat; diterobos Granit Sangiyang; ditindih oleh Basal Bunga.
Sebagian sama dengan Basal Bunga. Terbentuk oleh proses gunungapi subaerial
yang berumur Kapur akhir-Paleosen; Ketebalan Tidak diketahui; Penyebarannya
meliputi seluruh bagian dataran lembar peta membentuk dataran rendah diselatan
tetapi naik sampai >1000 mdpl di bagian utara. (Pieters & Sanyoto,1987;
termasuk Komplek Mantan dari de Kenser & Rustandi,1989).
7. Komplek Ketapang (JKke)
Tersusun dari Batuan pesamit dan
terlapis secara pelitik, terlapis sedang sampai tipis, terubah secara beraneka
ragam oleh malihan termal dan ubahan hidrotermal: batulempung, batupasir
halus-kasar dan lepungan yang serisitan (setempat-setempat lanauan dan
bersilang siur), arenit litik (Beberapa tufaan atau mengandung pecahan batuan
gunung api hasil ‘rework’). Serpih (setempat-setempat pasiran), dan
batusabak; Kadang-kadang gampingan membentuk batuan kalk-silikat. Batuan
terangkat dan terlipat, umumnya dengan kemiringan antara 30 derajat sampai
tegak. Terdapat fosil Mikroflora Lanjut Caytonipollenites (Muller,1968;
Albian Akhir-Cenomanian), dan satu conto terlihat kaya akan sepon litistid yang
mungkin berumur Jura. Satuan ini terbentuk secara tidak selaras di atas Malihan
Pinoh tetapi tak terlihat kontaknya; Tidak
selaras dan setempat-setempat berjemari dengan batuan Gunugapi Kerabai; Tidak
selaras di bawah Basal Bunga; Diterobos oleh Granit Sukadana dan Granit
Sangiyang; kontak dengan Granit Belaban tidak terlihat. Mungkin dapat
disebandingkan dengan batupasir Kempari di Ngataman. Berumur Jura- Kapur Akhir.
Ketebalan tidak diketahui; Penyebarannya meliputi wilayah tanah rendah yang
secara topografi tidak jelas bentuknya, tersebar di banyak wilayah lembar peta,
termasuk Pulau Cempedak, (van Bemmelen,1939; de Keyser &
Rustandi,1989).
8. Batuan Malihan Pinoh (PzTRp)
Terdiri
batuan kuarsit berwarna kelabu tua, terhablur ulang mengandung anortit, kaya
turmalin, genes klinopiroksin-hornblende, mengandung klinozoisit dan skapolit,
dan batuan migmatik; sekis mika dan kuarsit mika dengan biotit porfiroblastik,
andalusit, garnet, muskovit sekunder dan turmalin local; sekis andalusit-mika.
Batuan ini diperkirakan berumur Paleozoik (?) – Trias (?), berada tidak selaras
dibawah Komplek Ketapang, diterobos dan termalihkan secara termal oleh Granit
Sukadana